Zooxanthellae, Karang, dan Simbiosisnya
Mulai berabad-abad lalu dan bahkan mungkin hingga saat ini, karang (Scleractinia) dianggap sebagai batu atau tumbuhan walaupun sesungguhnya mereka merupakan hewan. Karang itu sendiri merupakan salah satu kelompok Coelenterata berbentuk polyp, yaitu semacam bentuk tabung dengan mulut di bagian atas yang dikelilingi oleh tentakel. Komponen biota terpenting di suatu terumbu karang adalah karang batu (stony coral), hewan yang tergolong dalam Ordo Sclerectinia yang kerangkanya terbuat dari rangka kapur.
Dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama dalam prosesnya bersimbiosis dengan zooxanthellae dan membutuhkan sinar matahari untuk membentuk bangunan dari kapur yang kemudian dikenal reef building corals, sedangkan kelompok kedua tidak dapat membentuk bangunan kapur sehingga dikenal dengan non-reef building corals yang secara normal hidupnya tidak tergantung pada sinar matahari.
Zooxanthellae adalah alga ber-sel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang batu. Zooxanthellae dan karang memiliki hubungan simbiosis yang saling menguntungkan, yang merupakan kelompok fitoplankton yaitu dinoflagelata, serta mendiami gastroderm polyp. Oleh karena karang ada yang disebut sebagai organisme hermatypic (karang pembangun).
Biasanya mereka ditemukan dalam jumlah yang besar dalam setiap polyp hidup bersimbiosis dan memberikan warna pada polyp, energi dari fotosintesis dan 90% kebutuhan karbon polyp. Zooxanthellae menerima nutrisi-nutrisi penting dari karang (polyp) dan memberikan sebanyak 95% hasil fotosintesisnya (energi dan nutrisi) kepada polyp.
Jumlah zooxanthellae pada karang diperkirakan > 1 juta sel/cm2 permukaan karang, ada yang mengatakan antara 1-5 juta sel/cm2. Meski dapat hidup tidak terikat induk, sebagian besar zooxanthellae melakukan simbiosis dalam asosiasi ini, karang mendapatkan sejumlah keuntungan berupa :
- Hasil fotosintesis, seperti gula, asam amino, dan oksigen
- Mempercepat proses kalsifikasi
- Fotosintesis akan menaikkan PH dan menyediakan ion karbonat lebih banyak
- Dengan pengambilan ion P untuk fotosintesis, berarti zooxanthellae telah menyingkirkan inhibitor kalsifikasi. Ektodermis dengan sel penyengat mesoglea Gastrodermis dengan zooxanthellae di dalamnya (The Barrief Reefs. A Guide To The World of Corals)
Keberhasilan hubungan ini dapat dilihat dari besarnya keragaman dan usia karang yang sangat tua, berevolusi pertama kali lebih dari 200 juta tahun yang lalu.
Apabila dikaitkan dengan konsep spesiasi binatang karang, maka peran aktif simbiosis zooxanthellae dalam jaringan karang dan biogeografinya bahwa bersama dengan faktor lingkungan dapat dinyatakan sebagai penggerak dalam proses microevolution dalam kehidupan karang. Ini dapat dipandang dalam beberapa skala :
- Dalam skala ekologi
- Dalam skala geografis
- Dalam skala geologi
Dengan demikian menjadi jelas bahwa konsep simbiosis menjadi demikian penting dalam kehidupan karang dan kelestarian ekosistem bentukannya. Hubungan intra maupun ekstraspesifik yang terus berlangsung dalam proses pembentukan kestabilan ekosistem terumbu karang secara filosofis termasuk dalam konsep microevolution yang ditampilkan oleh hubungan simbiosis antara zooxanthellae dan binatang karang, karang, anemon, moluska dan lainnya.
untuk lebih lengkap:
Zooxnthellae, Karang, dan Simbiosisnya
pustaka :
- English, S., C. Wilkinson dan V. Baker. 1994. Survey Manual For Tropical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science. Australia
- Nybakken, J. W. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi (Alih Bahasa dan Marine Biology An Ecological Approach, Oleh : M.Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hutomo, dan S. Sukadjo) PT. Gramedia. Jakarta
- Suharsono. 1996. Jenis-jenis karang yang umum di jumpai di perairan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta
- Veron, J. E. N. 1986. Corals of Australian and the Indopacific. The Australian Institute of Marine Scient. Australia.